Teori dan Metodelogi Sejarah
Sejarah
Politik
Politik
Politik
di definisikan bermacam-macam sesuai dengan sudut pandang pemberi definisi.
Tetapi pada umumnya definisi politik menyangkut semua kegiatan yang berhubungan
dengan Negara dan pemerintahan.
Sejarah
Perbedaan
pokok dari ilmu sejarah dengan ilmu-ilmu social lainnya termasuk ilmu politik
ialah bahwa, sejarah itu memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu social
meluas dalam ruang. Di dalam pendekatan sejarah dan ilmu social lainnya
memiliki beberapa pendekatan yaitu ada multidispliner dan interdisipliner. Bila
seseorang peneliti memakai banyak ilmu untuk menganalisis suatu masalah itulah
yang disebut pendekatan multidisipliner. Sedangkan, bila beberapa ilmuan
menggunakan ilmunya sendiri-sendiri untuk meneliti masalah yang sama itulah
yang disebut pendekatan interdisipliner.
Sejarah Politik
Pada
mulanya politik adalah tulang punggung dari sejarah (politics is the backbone
of history). Oleh karenanya, buku-buku teks sejarah berisi rentanan kejadian-kejadian
mengenai raja, Negara, bangsa, pemerintah dan interaksi antar kekuatan-kekuatan
dalam memperebutkan kekuasaaan. Ada ungkapan “history is past politics,
politics is present history” (uscapan Sir John Robert Seeley, Sejarawan
Inggris, 1834-1895) yang dengan pasti menunjukan keterkaitan antar politik dan
sejarah. Ada lagi perkembangan baru, sejarah yang semula hanya mempelajari masa
lalu yang jauh, mempelajari juga masalah-masalah kontemporer. Akibatnya, objek
penelitian sejarah berhimpitan dengan objek ilmu-ilmu social. Untuk menghindari
hal tersebut sejarawan harus tetap menekankan aspek diakronisnya. Definisi
sejarah sebagai a science of change dari waktu ke waktu hendaknya tetap
dipertahanka. Dengan cara itu sejarah politik kontemporer Indonesia dapat saja
menulis masalah yang sangat kontemporer, misalnya perubahan politik yang
terjadi baru-baru ini.
Dari Sejarah Politik Ke Sejarah Kuasaan
Supaya
sejarah politik dapat memanfaatkan penemuan dan pendekatan ilmu-ilmu social,
sejarah politik perlu mengubah orientasi. diantaranya dengan mengubah objek
penelitian. Kalau semula sejarah politik ialah sejarah kegiatan yang
berhubungan dengan masalah pemerintahan maka sejarah politik bukan lagi
semata-mata menulis mengenai politik, tetapi juga tentang kekuasaan pada
umumnya. Dari redefinisi itu maka ruang lingkup sejarah semakin meluas.
Sejarah politik
dapat menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan topik yang dikerjakan.
Berikut adalah pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan:
1.
Sejarah Intelektual
Asumsi pokok
dari sejarah intelektual adalah aanya jiwa zaman dan pandangan sejarah
idealistis yang berpendapat bahwa pikiran-pikiran mempengaruhi perilaku. Dari
sejarah intelektual kemudian berkembanglah sejarah
mentalitas, yaitu sejarah intelektual dari masa anonym. Jika sejarah
intelektual membicarakan pemikiran individual, maka sejarah mentalitas
membicarakan perilaku kolektif.
2.
Sejarah Konstitusional
Dari konstitusi
suatu bangsa kita dapat mengetahui filsafat hidup, dasar pemikiran waktu
membangun bangsa, dan struktur pemerintahan yang dibangun. Dalam setiap
konstitusi juga terlihat kepentingan, konsensus yang dibuat, dan konsensi yang
diberikan kepada masing-masing kepentingan itu.
3.
Sejarah Institusional
Semua sistem
politik mempunyai perangkat (lembaga, struktur, institusi), baik negara
(kabinet, birokrasi, parlemen, militer) dan non negara (ormas, orsopsol, LSM).
Paling banyak ditulis orang mengenai partai. Dalam hal ini partai-partai Islam
mendapat porsi yang cukup menonjol dalam kajian sejarah politik kontemporer di
Indonesia. Selain itu, peranan militer dalam politik juga banyak ditulis.
Namun, meski sudah banyak yang ditulis, ternyata masih lebih banyak lagi yang
belum ditulis.
4.
Sejarah Behavioral
Istilah ini
memang kurang akrab di telinga, karena awalnya hanya digunakan untuk membantu
menemukan bahan kajian sendiri saja, meskipun memang ada istilah pendekatan behavioral dalam studi sejarah. Perilaku
(behavior) negara dan partai-partai
politik dalam sosialisasi gagasan, rekrutmen pimpinan/anggota, dan pelaksanaan
tindakan politik termasuk dalam sejarah perilaku.
5.
Sejarah Komparatif
Kajian
perbandingan belum populer di Indonesia, itu pun tidak dengan perspektif
sejarah, namun ilmu politik. Kajian komparatif sangat menjanjikan. Misalkan
saja perbandingan suatu partai di satu daerah dengan daerah yang lain,
eksistensi suatu partai di daerah satu dengan yang lain, ataupun perbandingan
afiliasi politik antara beberapa faksi dan etnik minoritas. Perlu pendekatan
sejarah yang tepat untuk menjelaskannya.
6.
Sejarah Sosial
Kelompok-kelompok
sosial (ulama, santri, pengusaha, buruh, petani, mahasiswa, pemuda) juga
mempunyai aspirasi politik sesuai dengan kepentingannya. Sudah banyak ditulis
orang mengenai golongan-golongan sosial di Indonesia, tetapi tidak semuanya
berperspektif sejarah, bahkan banyak diantara mereka yang tidak berperspektif
ilmu politik.
7.
Studi Kasus
Banyak yang
sudah dikerjakan orang mengenai kasus-kasus politik, seperti munculnya
partai-partai dan kajian tentang hasil pemilu-pemilu. Pada umumnya, studi kasus
semacam itu datang dari ilmuan politik, tidak dari tangan sejarawan. Studi
kasus yang datang dari sejarawan, dengan sumber tertulis dan lisan, kebanyakan
masih tersimpan sebagai skripsi
8.
Biografis
Tidak banyak
buku biografi yang dengan jelas berupa biografi politik. Hal ini dikarenakan
pertimbangan ongkos produksi dan pemasaran, sampai saat ini hanya biografi dari
tokoh-tokoh nasional saja yang diterbitkan, itu pun hanya tokoh-tokoh populer
yang mempunyai nilai jual. Namun, dari buku-buku biografi yang umum selalu ada
pasal yang berhubungan dengan politik. Belum ada mahasiswa sejarah yang
menjadikan biografi tokoh kontemporer sebagai skripsi. Rupanya masih terdapat
keraguan apakah biografi termasuk dalam kategori sejarah atau tidak.
Ilmu-ilmu
bantu
Diluar ilmu
politik, ilmu yang banyak digunakan dalam penelitian Sejarah politik ialah
Sosiologi, antropologi, ekonomi dan psikologi
1.
Sosiologi
Menulis sejarah
politik dengan pendekatan sejarah institusional sejarah behavioral dan sejarah
sosial hampir tidak mungkin tanpa latar belakang pengetahuan sosiologi yang
cukup. Masalah elite, kelas, petani, konflik, kepemimpinan, patrimonialisme,
priyayi, wong cilik dan sebagaimanya adalah terminologi sosial atau sosiologi
politik.
2.
Antropologi
Perbedaan antara
antropologi sosial dan sosiologi sangat tipis hanya saja menurut hemat kami
patokanya ialah kalau masalah masalah sosial dikembalikan pada nilai, itu
antropologi sosial.sementara itu , sosiologi selalu mengembalikan permasalahan
pada posisi sosial orang.
3.
Ekonomi
Menulis buku
seperti Mochtar Mas oed. Ekonomi dan olitik orde baru. 1966-1971 tidaklah
mungkin terjadi tanpa pengetahuan tentang ilmu Ekonomi. Seorang sejarahwan
tidak perlu menjadi ahli ekonomi itu
sudah jelas. Buku seperti karangan G.R Hawke, Economics for Historians kiranya
sudah mencukupi, sehingga seoran sejarahwan tidak usah ragu-ragu untuk menulis
sesuatu tentang ekonomi
4.
Psikologis
Semua biografi
yang berusaha mengetahui kejiwaan seseorang pastilah memerlukan psikologi. Tulisan Anhar Gonggong,
abdul Qahhar Mudzakkar: dari pejuang sampai pemberontak memerlukan
ethopschology gabungan etnologi dan psikologi. Buku itu mengunakan konsep sirik
untuk menjelaskan kejiwaan Qahhar Mudzakkar
Sejarah
Politik Tingkat Lokal
Kategori sejarah
lokal yaitu sejarah desa, kecamatan, kabupaten, kodya dan provinsi. Perbedaan
politik tingkat lokal dengan politik lokal. Politik lokal adalahkepanjangan
dari peristika nasional sedangkan politik sosial lokal hanya berhenti ditempat
itu saja.
Lalu yang kita perlukan hanya satu, yaitu
makalah-makalah sejarah politik tingkat lokal itu, yaitu peristiwa nasional
yang menjadi peristiwa lokal, bukan peristiwa lokal yang tetap lokal, lokal
meningkat menjadi nasional , atau nasional yang meningkat menjadi
Internasional. Jadi misalnya Proklamasi
, Nasionalisme, pertentangan antara abangan dan santri modernis, partai-partai
zaman orba dan gerakan reformasi yang semuanya merupskan isu nasional menjadi
isu lokal.
Topik
–topik sejarah tingkat lokal
1.
Pilkades di desa X: 1991 dan
1999
2.
Partai-partai politik di kodya
3.
Perda dan kelompok kepentingan
di kodya Z pada 1995
Pilihlah topikyang panjang pendeknya sesuai
untuk seuah makalah. Topik harus memberi kesempatan secukupnya untuk menunjukan
kemampuan anda dalam menerapkan teori dan konsep ilmu-ilmu sosial. Topik yang
terlaluk kompleks hanya cocok untuk sebuah sripsi, sedangkan topik yang terlalu
sederhana tidak akan memberikan banyak kesempatan untuk analisi sejarah.
Selebihnya, carilah topik yang memberi anda kesempatan untuk mengunakan banyak
sumber sejarah, tertulis dan lisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar