Identitas
Buku
Judul buku : Revolusi Nasional Indonesia
Judul Asli :
The Indonesian National Revolution
Pengarang :
Anthony J.S. Reid
Penerjemah : Pericles G. Katoppo
Penerbit :
Pustaka Sinar Harapan
Tahun
: 1996
Tebal
: 336 hlm
ISBN
: 979-416-368-6
ISI
Buku
yang ditulis Reid pada teks aslinya diterbitkan pada tahun 1974 dengan judul
The Indonesian National Revolution, sehingga ketika diterbitkan dalam edisi
Indonesia pada tahun 1996, buku ini belum memuat penelitian-penelitian mutakhir
tentang sejarah revolusi Indonesia. Namun demikian, sebagai sebuah referensi,
buku ini patut dijadikan acuan bagi berbagai kalangan untuk memahami masa
revolusi Indonesia.
Dalam
buku Revolusi Nasional Indonesia karangan Anthony J.S. Reid membahas mengenai
satu kurun waktu yang disebut dengan masa revolusi (1945-1950). Masa revolusi
merupakan salah satu bagian dari rentangan sejarah bangsa Indonesia memiliki
peran sentral dalam pembentukan negara Indonesia. Pada masa revolusi, dinamika
perkembangan Indonesia sangat terlihat. Hal ini disebabkan pada masa revolusi
perkembangan sejarah mengalami perubahan yang sangat cepat. Tercatat beberapa
peristiwa penting yang menentukan jalannya Indonesia ke depan terjadi pada masa
revolusi ini. Berbagai penyerangan dan peperangan mempertahankan kemerdekaan,
perjuangan diplomasi, sampai pada permasalahan dinamika politik dan masyarakat
terjadi pada masa ini.
Dalam
revolusi nasional tahun 1945-1949, sejarah memperlihatkan masa perundingan dan
kebuntuan yang lama diantara pihak-pihak Indonesia-Belanda, yang diselingi oleh
masa pertempuran yang lebih pendek. Tempat perundingan itu berpndah-pindah dari
Indonesia ke Belanda dan kemudian ke markas PBB di New York, sementara garis
front Republik di bawah tekanan Belanda terpaksa berpindah dari kota-kota besar
ke daerah pedalaman. Dalam bagian pertama tahun 1949, pada akhirnya garis front
itu tidak ada lagi ketika Belanda merebut ibukota Republik di Yogyakarta.
Reid
mengawali bahasannya dengan memberikan gambaran tentang awal mula masa
pergerakan yang mengantarkan Indonesia pada perubahan pendekatan perjuangan,
dari perjuangan yang semata-mata mengandalkan pertempuran fisik menjadi
perjuangan wacana dan pemikiran melalui organisasi-organisasi yang terstruktur
dan modern. Modernisasi pemikiran yang muncul dan berkembang dengan sangat
cepat pada awal abad XX telah menyulut semangat nasionalisme masyarakat untuk
melakuan gerakan melawan kolonial pemerintahan Hindia Belanda.
Bagian kedua
menjelaskan tentang proklamasi Indonesia yang menuliskan tentang proses
menjelang proklamasi, Adapun peristiwa-peristiwa yang terjadi
menjelang Proklamasi Kemerdekaan antara lain: yang pertama Jepang menyerah kepada Sekutu
Akibat pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh
Amerika mengakibatkan Jepang kehilangan kekuatan,
sehingga Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu pada tanggal 14Agustus 1945. Yang kedua Peristiwa Rengasdengklok
Setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada
Sekutu,bangsa Indonesia mempersiapkan dirinya untuk merdeka. Waktu yang singkat itu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Perundingan perundingan
diadakan di antara para pemuda dengan tokoh-tokohtua,
maupun di antara para pemuda sendiri. Walaupun demikian, diantara tokoh pemuda
dengan golongan tua sering terjadi perbedaan pendapat,
akibatnya terjadilah “Peristiwa Rengasdengklok”. Selanjutnya bab ini membahas
mengenai Perumusan teks proklamasi sampai dengan penandatanganannya baru
selesai pukul 04.00 WIB pagi hari, tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu juga
telah diputuskan bahwa teks proklamasi akan dibacakan di halaman rumah Ir.
Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pagi hari pukul 10.00 WIB. Bab
ini juga membahas kejadian-kejadian sampai bulan-bulan awal setelah proklamasi.
Sementara itu, bagian ketiga mengulas tentang kedatangan awal sekutu di
Indonesia. Pada bagian ini Reid menjelaskan dengan cukup jelas, tentang posisi
Belanda setelah menjadi pemenang perang dunia II, yang memiliki hasrat untuk
kembali menguasai Indonesia. Sehingga belanda membonceng Sekutu agar dapat
menorobos masuk ke Indonesia Pada bagian keempat menjelaskan tentang revolusi
sosial. Bagian ini menjelaskan tentang terjadinya pergolakan di daerah-daerah,
terutama di kalangan masyarakat di desa-desa. Bagian kelima menjelaskan tentang
politik nasional dalam republik pada tahun 1946-1947. Bagian ini menjelaskan
adanya peran organisasi-organisasi pemuda, partai-partai politik, seperti
Partai Buruh, Masyumi, PNI, serta berbagai konstelasi politik yang menjelaskan
tentang peranan beberapa tokoh, seperti Tan Malaka. Pembahasan tentang peran
Tan Malaka merupakan sebuah kajian yang cukup menarik, karena dalam buku-buku
lain, penjelasan tentang peran Tan Malaka, sangat minim, bahkan dikatakan tidak
pernah diangkat, padahal Tan Malaka merupakan tokoh yang telah mendapatkan
gelar Pahlawan Nasional.
Bagian keenam tentang
“Mengepung Republik” berisikan penjelasan tentang agresi dan daya upaya yang
dilakukan oleh Belanda dalam upaya menguasai kembali Indonesia belanda
melakukan agresi dan boikot terhadap bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia
wilayahnya menjadi semakin terhimpit selain itu belanda juga melakukan berbagai
perjanjian dengan Indonesia namun selalu diingkari oleh Belanda. Bagian keenam
menjelaskan tentang reformasi pemerintah dan revolusi komunis. Dan pada
akhirnya buku ini ditutup dengan penjelasan tentang kemenangan strategi
diplomasi yang dilakukan oleh pihak Indonesia.
Kelebihan Buku
Selain
mengulas tentang berbagai peristiwa seputar revolusi, buku ini menyajikan pula
ulasan-ulasan tentang buku-buku yang menuliskan tentang kajian yang sama.
Penulis mungkin ingin pembaca buku ini melakukan perbandingan antara tulisan
yang dihasilkan dengan karya-karya dengan tema sejenis. Selain itu, buku ini
dilengkapi pula oleh ilustrasi yang berisi foto-foto tentang peristiwa seputar
revolusi.
Kekurangan Buku
Dalam
buku ini, kelemahan yang disoroti dalam tulisan ini adalah ketimpangan gender,
yakni seolah-olah dalam buku ini wanita tidak memiliki peran dalam sejarah
revolusi Indonesia. Permasalahan hilangnya wanita dalam revolusi Indonesia
menjadi titik tekan dalam tulisan ini. Padahal sudah ada tulisan yang
memberikan kajian tentang peran wanita dalam sejarah revolusi Indonesia. Reid
dalam bukunya menjelaskan bahwa ada peran golongan pemuda dalam revolusi. Namun
lagi-lagi Reid tidak menyebutkan adanya peran wanita. Reid hanya menjelaskan
tentang organisasi pemuda yang berafiliasi dengan angkatan darat, organisasi
Pemuda Sosialis Indonesia, serta beberapa organisasi lainnya. Padahal ada
beberapa organisasi yang hanya mengkhususkan hanya beranggotakan wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar