Kamis, 04 Januari 2018

Resume Buku Prof Wasino Sejarah Sosial




Teori dan Metodelogi Sejarah
Sejarah Politik
Politik
Politik di definisikan bermacam-macam sesuai dengan sudut pandang pemberi definisi. Tetapi pada umumnya definisi politik menyangkut semua kegiatan yang berhubungan dengan Negara dan pemerintahan.
Sejarah
Perbedaan pokok dari ilmu sejarah dengan ilmu-ilmu social lainnya termasuk ilmu politik ialah bahwa, sejarah itu memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu social meluas dalam ruang. Di dalam pendekatan sejarah dan ilmu social lainnya memiliki beberapa pendekatan yaitu ada multidispliner dan interdisipliner. Bila seseorang peneliti memakai banyak ilmu untuk menganalisis suatu masalah itulah yang disebut pendekatan multidisipliner. Sedangkan, bila beberapa ilmuan menggunakan ilmunya sendiri-sendiri untuk meneliti masalah yang sama itulah yang disebut pendekatan interdisipliner. 
Sejarah Politik
Pada mulanya politik adalah tulang punggung dari sejarah (politics is the backbone of history). Oleh karenanya, buku-buku teks sejarah berisi rentanan kejadian-kejadian mengenai raja, Negara, bangsa, pemerintah dan interaksi antar kekuatan-kekuatan dalam memperebutkan kekuasaaan. Ada ungkapan “history is past politics, politics is present history” (uscapan Sir John Robert Seeley, Sejarawan Inggris, 1834-1895) yang dengan pasti menunjukan keterkaitan antar politik dan sejarah. Ada lagi perkembangan baru, sejarah yang semula hanya mempelajari masa lalu yang jauh, mempelajari juga masalah-masalah kontemporer. Akibatnya, objek penelitian sejarah berhimpitan dengan objek ilmu-ilmu social. Untuk menghindari hal tersebut sejarawan harus tetap menekankan aspek diakronisnya. Definisi sejarah sebagai a science of change dari waktu ke waktu hendaknya tetap dipertahanka. Dengan cara itu sejarah politik kontemporer Indonesia dapat saja menulis masalah yang sangat kontemporer, misalnya perubahan politik yang terjadi baru-baru ini.
Dari Sejarah Politik Ke Sejarah Kuasaan
Supaya sejarah politik dapat memanfaatkan penemuan dan pendekatan ilmu-ilmu social, sejarah politik perlu mengubah orientasi. diantaranya dengan mengubah objek penelitian. Kalau semula sejarah politik ialah sejarah kegiatan yang berhubungan dengan masalah pemerintahan maka sejarah politik bukan lagi semata-mata menulis mengenai politik, tetapi juga tentang kekuasaan pada umumnya. Dari redefinisi itu maka ruang lingkup sejarah semakin meluas.

Sejarah politik dapat menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan topik yang dikerjakan. Berikut adalah pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan:
1.      Sejarah Intelektual
Asumsi pokok dari sejarah intelektual adalah aanya jiwa zaman dan pandangan sejarah idealistis yang berpendapat bahwa pikiran-pikiran mempengaruhi perilaku. Dari sejarah intelektual kemudian berkembanglah sejarah mentalitas, yaitu sejarah intelektual dari masa anonym. Jika sejarah intelektual membicarakan pemikiran individual, maka sejarah mentalitas membicarakan perilaku kolektif.
2.      Sejarah Konstitusional
Dari konstitusi suatu bangsa kita dapat mengetahui filsafat hidup, dasar pemikiran waktu membangun bangsa, dan struktur pemerintahan yang dibangun. Dalam setiap konstitusi juga terlihat kepentingan, konsensus yang dibuat, dan konsensi yang diberikan kepada masing-masing kepentingan itu.
3.      Sejarah Institusional
Semua sistem politik mempunyai perangkat (lembaga, struktur, institusi), baik negara (kabinet, birokrasi, parlemen, militer) dan non negara (ormas, orsopsol, LSM). Paling banyak ditulis orang mengenai partai. Dalam hal ini partai-partai Islam mendapat porsi yang cukup menonjol dalam kajian sejarah politik kontemporer di Indonesia. Selain itu, peranan militer dalam politik juga banyak ditulis. Namun, meski sudah banyak yang ditulis, ternyata masih lebih banyak lagi yang belum ditulis.
4.      Sejarah Behavioral
Istilah ini memang kurang akrab di telinga, karena awalnya hanya digunakan untuk membantu menemukan bahan kajian sendiri saja, meskipun memang ada istilah pendekatan behavioral dalam studi sejarah. Perilaku (behavior) negara dan partai-partai politik dalam sosialisasi gagasan, rekrutmen pimpinan/anggota, dan pelaksanaan tindakan politik termasuk dalam sejarah perilaku.
5.      Sejarah Komparatif
Kajian perbandingan belum populer di Indonesia, itu pun tidak dengan perspektif sejarah, namun ilmu politik. Kajian komparatif sangat menjanjikan. Misalkan saja perbandingan suatu partai di satu daerah dengan daerah yang lain, eksistensi suatu partai di daerah satu dengan yang lain, ataupun perbandingan afiliasi politik antara beberapa faksi dan etnik minoritas. Perlu pendekatan sejarah yang tepat untuk menjelaskannya.
6.      Sejarah Sosial
Kelompok-kelompok sosial (ulama, santri, pengusaha, buruh, petani, mahasiswa, pemuda) juga mempunyai aspirasi politik sesuai dengan kepentingannya. Sudah banyak ditulis orang mengenai golongan-golongan sosial di Indonesia, tetapi tidak semuanya berperspektif sejarah, bahkan banyak diantara mereka yang tidak berperspektif ilmu politik.

7.      Studi Kasus
Banyak yang sudah dikerjakan orang mengenai kasus-kasus politik, seperti munculnya partai-partai dan kajian tentang hasil pemilu-pemilu. Pada umumnya, studi kasus semacam itu datang dari ilmuan politik, tidak dari tangan sejarawan. Studi kasus yang datang dari sejarawan, dengan sumber tertulis dan lisan, kebanyakan masih tersimpan sebagai skripsi
8.      Biografis
Tidak banyak buku biografi yang dengan jelas berupa biografi politik. Hal ini dikarenakan pertimbangan ongkos produksi dan pemasaran, sampai saat ini hanya biografi dari tokoh-tokoh nasional saja yang diterbitkan, itu pun hanya tokoh-tokoh populer yang mempunyai nilai jual. Namun, dari buku-buku biografi yang umum selalu ada pasal yang berhubungan dengan politik. Belum ada mahasiswa sejarah yang menjadikan biografi tokoh kontemporer sebagai skripsi. Rupanya masih terdapat keraguan apakah biografi termasuk dalam kategori sejarah atau tidak.
Ilmu-ilmu bantu
Diluar ilmu politik, ilmu yang banyak digunakan dalam penelitian Sejarah politik ialah Sosiologi, antropologi, ekonomi dan psikologi
1.      Sosiologi
Menulis sejarah politik dengan pendekatan sejarah institusional sejarah behavioral dan sejarah sosial hampir tidak mungkin tanpa latar belakang pengetahuan sosiologi yang cukup. Masalah elite, kelas, petani, konflik, kepemimpinan, patrimonialisme, priyayi, wong cilik dan sebagaimanya adalah terminologi sosial atau sosiologi politik.
2.      Antropologi
Perbedaan antara antropologi sosial dan sosiologi sangat tipis hanya saja menurut hemat kami patokanya ialah kalau masalah masalah sosial dikembalikan pada nilai, itu antropologi sosial.sementara itu , sosiologi selalu mengembalikan permasalahan pada posisi sosial orang.
3.      Ekonomi
Menulis buku seperti Mochtar Mas oed. Ekonomi dan olitik orde baru. 1966-1971 tidaklah mungkin terjadi tanpa pengetahuan tentang ilmu Ekonomi. Seorang sejarahwan tidak perlu menjadi ahli ekonomi  itu sudah jelas. Buku seperti karangan G.R Hawke, Economics for Historians kiranya sudah mencukupi, sehingga seoran sejarahwan tidak usah ragu-ragu untuk menulis sesuatu tentang ekonomi
4.      Psikologis
Semua biografi yang berusaha mengetahui kejiwaan seseorang pastilah  memerlukan psikologi. Tulisan Anhar Gonggong, abdul Qahhar Mudzakkar: dari pejuang sampai pemberontak memerlukan ethopschology gabungan etnologi dan psikologi. Buku itu mengunakan konsep sirik untuk menjelaskan kejiwaan Qahhar Mudzakkar
Sejarah Politik Tingkat Lokal
Kategori sejarah lokal yaitu sejarah desa, kecamatan, kabupaten, kodya dan provinsi. Perbedaan politik tingkat lokal dengan politik lokal. Politik lokal adalahkepanjangan dari peristika nasional sedangkan politik sosial lokal hanya berhenti ditempat itu saja.
Lalu yang kita perlukan hanya satu, yaitu makalah-makalah sejarah politik tingkat lokal itu, yaitu peristiwa nasional yang menjadi peristiwa lokal, bukan peristiwa lokal yang tetap lokal, lokal meningkat menjadi nasional , atau nasional yang meningkat menjadi Internasional. Jadi misalnya  Proklamasi , Nasionalisme, pertentangan antara abangan dan santri modernis, partai-partai zaman orba dan gerakan reformasi yang semuanya merupskan isu nasional menjadi isu lokal.
Topik –topik sejarah tingkat lokal
1.      Pilkades di desa X: 1991 dan 1999
2.      Partai-partai politik di kodya
3.      Perda dan kelompok kepentingan di kodya Z pada 1995
Pilihlah topikyang panjang pendeknya sesuai untuk seuah makalah. Topik harus memberi kesempatan secukupnya untuk menunjukan kemampuan anda dalam menerapkan teori dan konsep ilmu-ilmu sosial. Topik yang terlaluk kompleks hanya cocok untuk sebuah sripsi, sedangkan topik yang terlalu sederhana tidak akan memberikan banyak kesempatan untuk analisi sejarah. Selebihnya, carilah topik yang memberi anda kesempatan untuk mengunakan banyak sumber sejarah, tertulis dan lisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar